
Untuk kali kedua dalam 95 tahun sejarahnya, turnamen sepak bola terbesar dan paling banyak ditonton penggemar di seluruh dunia Piala Dunia FIFA 2026 digelar di Benua Amerika. Di sisi lain, sepak bola kurang begitu populer di benua ini jika dibandingkan basket atau rugby, misalnya. Selain itu, ada beberapa hal lain yang membuat Piala Dunia mendatang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
1. Tuan rumah dan tim peserta terbanyak
Piala Dunia 2026 merupakan yang pertama berlokasi di tiga negara sekaligus, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sebelumnya, dua negara di Asia Timur, yaitu Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah turnamen empat tahunan ini pada 2002.
Selain itu, format Piala Dunia 2026 juga mengalami perubahan dengan penambahan jumlah peserta dari 32 menjadi 48 tim. 16 kota akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertandingan, 11 di antaranya berlokasi di Amerika Serikat. Tiga tuan rumah berjanji akan menyuguhkan turnamen yang menjunjung tinggi keberagaman, di tengah santernya isu anti imigran di Amerika Utara.
2. Piala Dunia terakhir Cristiano Ronaldo
Mengangkat trofi Piala Dunia bersama tim nasionalnya, Portugal, adalah impian yang belum juga tercapai bagi Cristiano Ronaldo. Meski demikian, rekan-rekannya di timnas Portugal yakin Ronaldo masih belum menyerah dan akan tampil bersama mereka di Piala Dunia 2026. Keyakinan ini bukan tanpa dasar, mengingat Ronaldo masih mampu mencetak gol bersama klubnya di Liga Arab Saudi, Al Nassr FC di usianya yang sudah kepala empat.
3. Turnamen impian sejumlah tim underdog
Piala Dunia dari tahun ke tahun tidak pernah sama, para fans sepak bola seluruh dunia berharap Piala Dunia 2026 pun demikian. Penambahan jumlah tim peserta merupakan peluang bagi sejumlah negara tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya. Tim-tim yang dimaksud adalah Georgia, Albania, Mali, Uzbekistan, Yordania, Venezuela, dan Burkina Faso, bila mereka lolos babak kualifikasi.
Georgia berhasil mencuri perhatian publik Eropa setelah berhasil mengalahkan Portugal 2-0 di Piala Eropa 2024. Sementara Albania diperkuat beberapa pemain yang teken kontrak dengan sejumlah klub ternama Eropa, berkat penampilan mereka di turnamen yang sama. Sedangkan Mali akan diperkuat para pemain muda yang sukses mengantarkan negara mereka menjadi juara ketiga Piala Dunia U17 2023.
Para pemain Uzbekistan sudah familiar dengan atmosfer kompetisi internasional karena mereka bermain di Liga Prancis, Italia, dan Rusia. Prestasi memukau timnas Yordania di Piala Asia 2023 membuat mereka optimistis dapat menembus ketatnya kualifikasi Piala Dunia 2026.
Walaupun Venezuela satu-satunya negara Amerika Latin yang belum pernah tampil di Piala Dunia, harapan masih ada setelah sukses mengalahkan Meksiko dan masuk babak perempat final Copa America 2024. Burkina Faso memiliki nama-nama seperti Edmond Tapsoba, Dango Outtara, dan Bertrand Traore yang merumput bersama klub-klub Jerman, Inggris, dan Belanda.
Indonesia juga sama seperti tim-tim di atas yang berusaha keras lolos kualifikasi Piala Dunia 2026. Pantau dan terus berikan dukungan Anda untuk Tim Merah Putih dengan cek jadwal kualifikasi Indonesia Piala Dunia 2026.
4. Amerika Serikat takut suporter bola
Menjelang pertengahan 2025, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance mengatakan AS siap menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 dan menyambut kedatangan para suporter dari seluruh dunia. Namun, katanya, mereka harus pulang bila turnamen sudah berakhir.
Publik menganggap pernyataan sang wapres mencerminkan kekhawatiran tentang kemungkinan adanya penyusup di antara para suporter bola yang berniat menjadi imigran gelap di Amerika. Atau bisa jadi aksi hooliganisme di berbagai belahan dunia bikin AS ketar-ketir. Apalagi aparat keamanan di sana tidak punya pengalaman menghadapi para suporter bola yang kadang berapi-api mendukung tim kesayangan mereka.
5. Tim Amerika Serikat dua kali lolos kualifikasi tanpa bertanding
Menjadi tuan rumah adalah sebuah privilese bagi tim nasional sepak bolanya, karena mereka bisa langsung lolos ke babak penyisihan tanpa bertanding. Piala Dunia 2026 adalah kali kedua bagi timnas AS menikmati “hadiah’ dari FIFA. Amerika Serikat sudah pernah lolos dengan cara serupa pada Piala Dunia 1994, yang sekaligus merupakan penampilan perdana timnas Negeri Donald Trump di turnamen ini.